Monday, December 27, 2010

A Life-Saving Pocket

In a village, there was a family that had a boy who was a little slow, but his mother loved him all the same. When he started school, kids would make fun of him, call him as fool or stupid, but they cannot make him mad, he remain calm and smile. He was perfectly fine playing by himself and for some odd reason, he liked to collect objects and carry them home in his pocket.

Everyday, his mom would wait and ask him to clear his pocket before letting him in to the house. When she forgot, he would bring them in and sometimes slept with them, this behavior troubled his mom. One day... his mom asked what is in his pocket, and try to reach his pocket, but he wouldn't let her. Her mother force him to show what is in the pocket, and the boy had no choice but to take "it" out carefully. It's a baby bird and very weak, his mom told him to take it to the field and let it go.

The boy walk out the house, and before that his mom ask for his shirt so she can sew up the pockets, so next time she wouldn't have to check them again. When she was done, her son was no where to be found and without shirt where can the boy go?

When the grandmother came home and learn about the situations, she scolded the mom and ask her to find the boy and bring him back. She go out and look for her boy everywhere. When she look after the boy, she heard some noise from the storage room in the back, she look inside to find out and see that her son holding a water gently fed the nestling. The mother was deeply moved by her son's respect for life. She decided to undo the pockets as they can also be used for saving lives!!

Dear reader,
This is true story, although this boy is considered stupid by other kids, he has a beautiful heart and will not get angry when insulted. His grandmother, despite her age and experience, is still afflicted with a quick temper. The mother's unconditional love for her boy nurtures him well, and he will find good uses for his pockets.

We were all born with a pure heart, only to be clouded later by ignorance. Work hard to return t to its pure state!

Monday, December 20, 2010

Hati yang Penuh Syukur

Hati yang Penuh Syukur

Diambil dan diedit seperlunya dari: Hati yang Penuh Syukur

Alkisah, di sebuah senja kelabu di pinggiran kota kecil Taiwan, tampak seorang laki-laki sedang berjalan pulang ke rumah dari tempat kerjanya sebagai supir taksi. Tiba-tiba, perhatiannya tertuju pada gerakan rumput dan suara gemerisik di sela-sela bebatuan di tepi jalan.

Segera, dihampiri dengan perasaan sedikit was was. Seketika, matanya terbelalak kaget melihat bungkusan berisi bayi merah yang tergeletak di situ. Setelah melihat di sekeliling tempat itu yang tampak sepi-sepi saja, segera diangkat bungkusan bayi itu dengan hati-hari dan dengan tergopoh-gopoh dibawa pulang ke rumahnya.

Setelah terkaget-kaget mendengar cerita dan melihat temuan suaminya, si istri segera mengambil alih menggendong si bayi dengan perasaan sayang. Mereka adalah sepasang suami istri, yang telah lama mendambakan kehadiran anak di tengah keluarga.

Waktu terus berjalan. Selang kira-kira usia dua tahun, karena merasa ada yang janggal dengan kemampuan berbicara dan reaksi pendengarannya yang sangat lambat, kedua orangtua itu membawa anaknya ke rumah sakit. Kecurigaan mereka pun terjawab, anak tersebut memang cacat sejak lahir, yaitu bisu tuli. Walaupun sempat terpukul sesaat, namun perasaan sayang yang telah terpupuk selama ini, membuat mereka memutuskan untuk tetap memelihara dan membesarkan si kecil yang sedang lucu-lucunya.

Tahun pun dengan cepat berganti. Walaupun cacat, si gadis kecil adalah anak yang cerdas dan mendapat pendidikan yang baik di sekolah luarbiasa hingga mampu lulus SMA. Setelah lulus, melalui tes dia diterima masuk untuk bidang seni di perguruan tinggi kota besar.

Perasaan gembira dan sedih pun silih berganti. Gembira karena diterimanya si anak ke universitas terkenal, sedih harus berpisah jauh dan dibutuhkan biaya yang besar untuk itu.

Demi mewujudkan impian anaknya, kedua orangtua itu bertekad untuk berhemat dan bekerja mati-matian. Sejak saat itu, si ayah bekerja sangat keras, hampir setiap hari pulang ke rumah hingga larut malam.
Namun… hidup memang sering tidak sesuai dengan rencana manusia. Di saat kuliah memasuki tahun ke-2, suatu malam si ayah pergi dan tidak pernah kembali. Taksi yang dikendarainya bertabrakan dan nyawanya tidak terselamatkan.

Si anak tahu, betapa berat beban biaya yang harus dipikul ibunya dan dia memutuskan untuk berhenti kuliah, pulang dan bekerja serta menemani ibunya di rumah.

Mengetahui itu, si ibu sangat tersentuh dengan pengertian anaknya. Tetapi, ia menegaskan,  “Ibu tahu kesedihanmu, Nak. Ibu juga sangat kehilangan ayahmu. Tetapi kamu tidak boleh berhenti kuliah. Belajarlah yang benar! Selesaikan kuliahmu secepatnya dan ibu tunggu kepulanganmu dengan ijazah di tangan. Dan setiap bulan, ibu akan berusaha mengirimkan uang untuk biaya mu di sana. Ingat, jangan berpikir pulang sebelum kuliahmu selesai. Jika kamu gagal, ibu dan ayahmu di alam sana pasti kecewa karena kerja keras dan pengorbanan kami selama ini akan sia-sia.”

Waktu terus berjalan. Selesai wisuda, dengan bangga dan kegembiraan yang meluap serta kerinduan yang sangat, si anak segera pulang ke desanya.

Setiba di rumah, dia mengetuk berulangkali pintu rumahnya yang tertutup rapat. Dan sungguh tidak pernah diduga sama sekali, pertemuan dengan tetangganya ternyata membuat hatinya lumpuh seketika.

“Nak, ibumu setahun lalu telah meninggal dunia. Maafkan kami tidak memberitahu karena ibumu meminta kami bersumpah untuk merahasiakannya. Semua sisa uang tabungan ibumu dititipkan ke kami untuk dikirimkan kepadamu setiap bulan dan dia pun meminta kami membalaskan surat-suratmu. Masih ada satu rahasia besar yang sebenarnya ayah ibumu sembunyikan darimu. Bahwa kamu sesungguhnya bukan anak kandung mereka. Walaupun kamu cacat dari bayi, mereka tidak peduli. Mereka tetap menyayangimu melebihi anak kandung sendiri.”

Mendengar semua cerita tentang dirinya, duka yang mendalam tidak mampu diwujudkan dalam teriakan histeris. Hanya derasnya airmata yang mengalir tak terbendung.
Di depan makam kedua orangtuanya, sambil bersimbah air mata, si gadis bersujud dan mendoakan kebahagiaan orangtuanya.
Dan, demi mengenang dan mencurahkan rasa syukur yang besar atas kasih sayang dan pengorbanan kedua orangtuanya, lahirlah sebuah puisi yang sangat menyentuh, berjudul :

Gan En De Xin
(Hati yang Penuh Syukur)

Terjemahan bebas isi puisi tersebut selengkapnya adalah :
Aku datang secara kebetulan seperti sebutir debu
Siapa yang mengetahui… saat aku begitu lemah
Entah dari mana aku datang… dan di manakah cintaku berada
Siapa… yang akan menyapaku di kemudian hari
Walaupun dunia ini begitu luas
Tetapi perjalanan ini begitu berat untuk dilalui
Begitu banyak penderitaann terasa mendera
Berapa banyak cinta… yang masih kumiliki
Berapa banyak tetes air mata yg masih kupunyai
Biarkanlah Tuhan mengetahui …Aku tak akan pernah mengaku kalah
Aku bersyukur ada engkau Ibu yg menemaniku sepanjang hidup ku
Hingga membuat ku mampu menjadi diri sendiri
Aku bersyukur … aku berterima kasih pada keadaan ku ini
Dalam duka dan bahagia aku tetap bersyukur
___________________
Akhirnya isi puisi ini dijadikan sebuah lagu dan dinyanyikan oleh penyanyi terkenal OW YANG FEI FEI

Lagu ini kerap menjadi theme song untuk pengambilan dana sosial…dan disumbangkan kepada yang membutuhkan..

Karena sejatinya setiap insan wajib bersyukur atas segala hal baik yang dialaminya
Dan wujud syukur patut disalurkan kepada mereka yg sedang kurang beruntung..

Semoga kisah ini bisa mengilhami kita untuk senantiasa bersyukur atas hidup yang sedang kita jalani…
Apapun kesedihan dan penderitaan yang sedang kita alami..

MARILAH SELALU BERSYUKUR !!!

Hanya orang yang mampu bersyukur adalah orang yang kaya dalam arti kata sebenarnya…

Berikut ini lagu Gan En De Xin yang dinyanyikan oleh Ow Yang Fei Fei.

Thursday, December 16, 2010

Cloud

Lihatlah kumpulan awan di langit, apa yang anda lihat? Seekor beruang kah? Sebuah pohon? Atau bentuk-bentuk lainnya? Ini seringkali kita lakukan bukan? Saat kita melihat gumpalan awan di langit, seringkali kita membayangkan awan tersebut akan tampak seperti bentuk-bentuk tertentu.

Jika bisa diibaratkan, diri kita adalah awan, seperti itu pula orang memandang diri kita. Yang terjadi seringkali orang lain memberikan ‘penilaian’ terhadap diri kita berdasarkan ‘persepsi’ mereka. Demikian juga sebaliknya, diri kita dalam memandang orang lain, kita pun menilai mereka berdasarkan ‘persepsi’ kita.

Sesungguhnya awan adalah awan, bukan beruang, pohon ataupun bentuk lainnya. Begitu pula diri kita tetaplah diri kita sendiri, dan orang lain tetaplah diri mereka sendiri. Bisa memandang segala sesuatu apa adanya, disitulah letak ‘kejujuran’ yang sesungguhnya.

Taken from Obhasati Foundation 
May you be well and happy always :)

Monday, December 13, 2010

Happiness

Seorang lelaki berumur 92 tahun yang mempunyai selera tinggi,percaya diri, dan bangga akan dirinya sendiri, yang selalu berpakaian rapi setiap hari sejak jam 8 pagi, dengan rambutnya yang teratur rapi meskipun dia buta, masuk ke panti jompo hari ini.

Istrinya yang berumur 70 tahun baru-baru ini meninggal, sehingga dia harus masuk ke panti jompo. Setelah menunggu dengan sabar selama beberapa jam di lobi, dia tersenyum manis ketika diberi tahu bahwa kamarnya telah siap.

Ketika dia berjalan mengikuti penunjuk jalan ke elevator, aku menggambarkan keadaan kamarnya yang kecil,
termasuk gorden yang ada di jendela kamarnya. Saya menyukainya, katanya dengan antusias seperti seorang anak kecil berumur 8 tahun yang baru saja mendapatkan seekor anjing.
 
"Pak, Anda belum melihat kamarnya, tahan dulu perkataan tersebut", kataku.

"Hal itu tidak ada hubungannya", dia menjawab.

Kemudian dia meneruskan, 

"Kebahagiaan adalah sesuatu yang kamu putuskan di awal. Apakah aku akan menyukai kamarku atau tidak, tidak tergantung dari bagaimana perabotannya diatur tapi bagaimana aku mengatur pikiranku. Aku sudah memutuskan menyukainya. Itu adalah keputusan yang kubuat Aku punya sebuah pilihan; aku bisa menghabiskan waktu di tempat tidur menceritakan kesulitan-kesulitan yang terjadi padaku karena ada bagian tubuhnya yang tidak bisa berfungsi lagi, atau turun dari tempat tidur dan berterima kasih atas bagian-bagian yang masih berfungsi.

Setiap hari adalah hadiah, dan selama mataku terbuka, aku akan memusatkan perhatian pada hari yang baru dan semua kenangan indah dan bahagia yang pernah kualami dan kusimpan. Hanya untuk kali ini dalam hidupku. Umur yang sudah tua adalah seperti simpanan dibank. Kita akan mengambil dari yang telah kita simpan. Jadi, nasehatku padamu adalah untuk menyimpan sebanyak-banyaknya kebahagiaan di bank kenangan kita. Terima kasih padamu yang telah mengisi bank kenanganku. Aku sedang menyimpannya."

Taken from email :)

Tuesday, December 7, 2010

Butterfly


“A man found a pupa of a butterfly. One day a small opening appeared. He sat and watched the butterfly for several hours as it struggled to squeeze its body through the tiny hole. Then it stopped, as if it couldn't go further.

So the man decided to help the butterfly. He took a pair of scissors and snipped off the remaining bits of cocoon. The butterfly emerged easily but it had a swollen body and shriveled wings.

The man continued to watch it, expecting that any minute the wings would enlarge and expand enough to support the body. Neither happened! In fact, the butterfly spent the rest of its life crawling around. It was never able to fly.

What the man in his kindness and haste did not understand: The restricting cocoon and the struggle required by the butterfly to get through the opening was a way of forcing the fluid from the body into the wings so that it would be ready for flight once that was achieved.

Sometimes, struggles are exactly what we need in our lives. Going through life with no obstacles would cripple us. We will not be as strong as we could have been and we would never happily fly. 
So have a nice day; struggle a little and learn well.”

I found this interesting story under REFLECTION link in Piya Tan's website. Furthermore, Piya Tan made a very good reflection based on the story. He said:
"If we have done all we can, and things still do not seem to work our way, then we need to reflect on the butterfly story.We are still evolving in our karmic* cocoon; let things be for a while. Do what needs to be done for the present. And keep asking ourself: What do I do next? Don’t think, just feel, be at peace with ourself: we will hear the answer soon enough."

*Karma is cause and effect. Indeed, every things in this universe are working through cause and effect relationship.

May you be well and happy always :)

Monday, December 6, 2010

I am SPECIAL

Alkisah, disebuah kelas sekolah dasar, bu guru memulai pelajaran dengan topik bahasan, "Setiap insan adalah spesial". Kehadiran manusia di dunia ini begitu berarti dan penting. "Anak-anakku, kalian, setiap anak adalah penting dan spesial bagi ibu. Semua guru menyayangi dan mengajar kalian karena kalian adalah pribadi yang penting dan spesial. Hari ini ibu khusus membawa stiker bertuliskan warna merah "Aku adalah spesial". Kalian maju satu persatu, ibu akan menempelkan stiker ini di dada sebelah kiri kalian". Dengan tertib anak-anak maju satu persatu untuk menerima stiker dan sebuah kecupan sayang dari bu guru mereka. Setelah selesai, bu guru melanjutkan "Ibu beri kalian masing-masing tambahan 4 stiker. Beri dan tempelkan 1 kepada orang yang kalian anggap spesial, sebagai ungkapan rasa hormat dan terima kasih dan kemudian serahkan 3 stiker lainnya untuk diteruskan kepada orang yang dirasa spesial pula olehnya, begitu seterusnya. Mengerti kan.......".

Sepulang sekolah, seorang murid pria mendatangi sebuah kantor, diapun memberikan stikernya kepada seorang manajer di sana. "Pak, bapak adalah orang yang spesial buat saya. Karena nasehat-nasehatpak berikan, sekarang saya telah menjadi pelajar yang lebih baik dan bertanggung jawab. Ini ada 3 stiker yang sama, bapak bisa melakukan hal yang sama, memberikannya kepada siapapun yang menurut bapak pantas menerimanya".

Lewat beberapa hari, manajer tersebut menemui pimpinan perusahaannya yang emosional dan sulit untuk didekati. Tetapi mempunyai pengetahuan yang luas dan telah memberi banyak pelajaran hingga dia bisa menjadi seperti hari ini. Awalnya sang pemimpin terkesima, namun setelah mengetahui alasan pemberian stiker itu, dia pun menerimanya dengan haru. Sambil mengangsurkan si manajer berkata,"Ini ada 1 stiker yang tersisa. Bapak bisa melakukan yang sama kepada siapapun yang pantas menerima rasa sayang dari bapak". Sesampai di rumah, bergegas ditemui putra tunggalnya. "Anakku, selama ini ayah tidak banyak memberi perhatian kepadamu, meluangkan waktu untuk menemanimu. Maafkan ayahmu yang sering kali marah-marah karena hal-hal sepele yang telah kamu lakukan dan ayah anggap salah. Malam ini, ayah ingin memberi stiker ini dan memberitahu kepadamu bahwa bagi ayah, selain ibumu, kamu adalah yang terpenting dalam hidup ayah. Ayah sayang kepadamu". Setelah kaget sesaat, si anak balas memeluk ayahnya sambil menangis sesenggukan. "Ayah, sebenarnya aku telah berencana telah bunuh diri. Aku merasa hidupku tidak berarti bagi siapapun dan ayah tidak pernah menyayangiku. Terima kasih ayah". Mereka pun berpelukan dalam syukur dan haru serta berjanji untuk saling memperbaiki diri.

Pembaca yang luar biasa,
Kehidupan layaknya seperti pantulan sebuah cermin. Dia akan bereaksi yang sama seperti yang kita lakukan. Begitu pentingnya bisa menghargai dan menempatkan orang lain di tempat yang semestinya. memuji orang lain dengan tulus juga merupakan ilmu hidup yang sehat, bahkan sering kali pujian yang diberikan disaat yang tepat akan memotivasi orang yang dipuji, membuat mereka bertambah maju dan berkembang, dan hubungan diantara kitapun akan semakin harmonis,mari kita mulai dari diri kita sendiri,belajar memberi pujian, menghormati dan memperhatikan orang lain dengan tulus dengan demikian kehidupan kita pasti penuh gairah, damai dan mengembirakan.

Taken from Jimmy's blog

Saturday, December 4, 2010

10 Good Habits You Should Practice It

1. Walau tidak sakit, harus cek kondisi secara teratur.

2. Walau tidak haus, harus banyak minum air.

3. Walau ketemu masalah sulit, tetap harus dipecahkan.

4. Walau tidak ada hal menyenangkan, tetap harus bahagia.


5. Walau kita berada di pihak yang benar, terkadang tetap kita perlu mengalah.

6. Walau memiliki kekuasaan, tetap harus memiliki kepribadian luhur.

7. Walau tidak merasa lelah, harus tetap beristirahat.

8. Walau sudah kaya, harus tetap dapat membatasi diri.

9. Walau sibuk sekali, harus tetap mementingkan olahraga.

10. Walau tidak terjadi apa-apa, harus tetap saling menyayang

May you be well and happy always!
Adopted from Andrie Wongso