Setiap orang ingin sukses. Itu pasti. Apakah rahasia kesuksesan itu?
Apa yang membuat orang sukses? Apakah talenta, bakat, pendidikan
tinggi atau koneksi. Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap lulusan
Harvard yang telah lulus 20 tahun lalu, mengungkapkan bahwa 3% dari
lulusan Harvard yang menulis sasarannya dengan sangat jelas mencapai
kebebasan finansial yang jauh lebih baik dari 97% lainnya. Penelitian
ini mengungkapkan bahwa kemungkinan orang sukses jauh lebih besar,
ketika orang tersebut menuliskan sasaran (goal) dengan sangat jelas.
Orang-orang dengan talenta, bakat dan pendidikan biasa-biasa saja bisa
berhasil jauh lebih baik, jika orang itu mau menuliskan sasaran dengan
sangat jelas, fokus terhadap sasaran itu dan berusaha terus untuk
mencapainya.
Sudahkah Anda menulis sasaran yang Anda ingin capai? Jika
belum, ada baiknya Anda menuliskan sasaran Anda. Bila sudah, apakah
Anda terus berusaha memberikan yang terbaik untuk mencapai sasaran
itu? Atau Anda berhenti dan menyerah di tengah jalan walau sasaran
yang Anda inginkan belum tercapai. Anda mungkin berhenti di tengah
jalan karena kehilangan motivasi atau karena sudah merasakan sedikit
keberhasilan dan puas dengan pencapaian itu.
Ada sebuah cerita menarik.
Satu tim yang terdiri dari sepuluh orang
ingin melakukan pendakian gunung. Tujuannya adalah untuk persahabatan
dan membangun teamwork. Untuk mencapai puncak gunung itu kira-kira
dibutuhkan 8 jam berjalan kaki. Sebelum mulai pendakian, setiap
anggota saling memberi semangat dan motivasi. Saking bersemangatnya,
mereka sudah tidak sabar lagi ingin mendaki lereng-lereng gunung,
mengambil foto dan membayangkan mereka merayakan kemenangan ketika
mereka sudah sampai ke puncak gunung tersebut.
Mereka terus mendaki dan saling memberi semangat. Kira-kira setengah
perjalanan dari pendakian itu, ada sebuah rumah makan kecil yang cukup
menarik. Mereka berdiskusi kecil, apakah mereka berhenti disitu untuk
makan siang sebentar atau melanjutkan perjalanan sampai ke puncak
pegunungan. Setelah berdiskusi cukup lama, akhirnya mereka memutuskan
untuk berhenti beberapa menit untuk makan siang, minum kopi dan
beristirahat sejenak. Dengan latar belakang pegunungan, para pendaki
itu sangat menikmati pemandangan yang sangat indah dan menyenangkan.
Setelah mereka kenyang dan merasa nyaman, hanya lima orang dari mereka
ingin melanjutkan perjalanan sampai ke puncak. Separuh dari mereka
sudah merasa nyaman dan tidak mau melanjutkan perjalanan. Bukan karena
pendakian itu sulit. Bukan karena mereka tidak mampu. Bukan karena
mereka sudah lelah. Tetapi karena separuh dari mereka merasa sudah
cukup baik dimana mereka berada. Mereka kehilangan semangat untuk
mendaki sampai ke puncak seperti tujuan awal mereka. Mereka kehilangan
motivasi untuk melihat dan menikmati pemandangan- pemandangan baru,
pemandangan- pemandangan yang belum pernah mereka lihat. Mereka sudah
merasakan sedikit keberhasilan, dan mereka merasa ini cukup baik.
Keinginan mereka untuk memberikan yang terbaik terhalangi dengan
pencapaian yang mereka anggap cukup baik.
Sering kali kita seperti mereka. Awalnya, ketika kita baru saja
merumuskan sasaran yang ingin kita capai (biasanya diawal tahun), kita
begitu termotivasi, antusias dan bersemangat untuk mencapainya. Tetapi
setelah mencicipi sedikit keberhasilan, kita menjadi malas. kita
menjadi begitu cepat berpuas diri. Kita merasa sudah begitu nyaman
dengan dimana kita berada.
Dimana Anda berada sekarang mungkin bukanlah tempat yang buruk, itu
tempat yang nyaman, tetapi Anda tahu persis bahwa itu bukanlah tempat
dimana Anda seharusnya berada.
~Secangkirteh[dot]com
another awesome post :)
ReplyDelete