Tuesday, September 7, 2010

Keinginan

Suatu ketika timbullah keinginan untuk mempunyai rumah yang lebih besar, untuk mempunyai kendaraan yang lebih mewah. Memang ini bukan kejahatan, memang ini bermanfaat, tetapi mampukah kita melaksanakan itu sekarang?

Dengan segala cara itu akan ditempuh. Nah keinginan yang tidak sesuai dengan kondisi atau kemampuan yang kita punyai akan menjadi sumber penderitaan. Anak-anak kita Saudara, di sekolah mereka melihat dan belajar komputer, melihat teman-temannya menggunakan motor. Kemudian mereka pulang ke rumah dan mereka minta kepada orang tuanya dibelikan komputer dan motor. Yah, sebagian orang mungkin mampu, tetapi sebagan besar keluarga kita di daerah-daerah tidak mampu untuk itu. Anak ini tidak pernah mendapatkan pelajaran mengendalikan diri, tidak melepaskan tetapi menunda keinginan mengendalikan diri. Tidak pernah! Yang dia tahu, dia marah karena orang tua tidak bisa memberikan motor dan komputer. Yang dia sudah merasakan kenyamanannya, yang dia sudah menggunakan berkali-kali di sekolah atau di rumah teman-temannya. Kemudian keinginannya ini mengakibatkan penderitaan. Bukankah begitu Saudara? Seseorang mungkin menginginkan pasangan, istri yang cocok tetapi kemudian meleset, itupun penderitaan. Kalau mendapatkan pasangan yang sesuai, istri yang cantik, yang setia, yang rendah hati, aduh mungkin bahagia sekali. Tetapi setelah lima tahun, enam tahun, kemudian bosan! Eh, timbul keinginan mencari istri yang baru, meskipun mungkin tidak resmi. Keinginan ini kalau diikuti akan menimbulkan penderitaan, kesulitan, masalah yang tidak ringan.

Saudara-saudara, bukankah demikian penderitan dan kesulitan yang datang pada kita? Oleh karena itu marilah kita gunakan kesadaran kita, kewaspadaan kita, kejelian kita untuk mengamat-amati gerak-gerik keinginan kita. Kalau timbul keinginan ini atau keinginan itu sekalipun itu baik dan bermanfaat, marilah kita panggil segala pengertian kita, kemudian kita saring, kita seleksi apakah keinginan ini sesuai untuk saya. Kalau kita menggunakan kesadaran dan pengertian yang lengkap, maka keinginan yang timbul itu akan terseleksi, terpilih sehingga tidak mengakibatkan penderitaan, kesengsaraan, kesulitan, tekanan mental yang datang tidak henti-hentinya.


Saudara-saudara, mengerti penderitaan berakar atau timbul dari keinginan yang berkelebihan, keinginan yang beracun keinginan yang tidak benar, kemudian mengerti kita harus menggunakan kesadaran kita dan mempertimbangkan semua keinginan dengan pengertian yang lengkap. Keinginan yang membawa kita maju, sejahtera, bahagia tetapi bukan keinginan yang mengakibatkan penderitaan, beban mental, kesulitan, ketegangan dan kesengsaraan yang tidak ada habis-habisnya.


Saudara-saudara, saya ingin berhenti sebentar, sekali lagi marilah kita renungkan, bukanlah makhluk halus yang membuat kita menderita, bukan dari atas langit yang membuat kita sengsara dan kemudian dikatakan terkena percobaan atau hukuman. Tetapi keinginan yang sembrono, keinginan yang tidak terkendali, keinginan yang tidak dipertimbangkan karena tidak ada kesadaran dan kewaspadaan, keinginan itu kemudian kita turuti, merambah, berkembang dan itulah yang kemudian mengakibatkan penderitaan.


Saudara-saudara sekalian,  menggunakan kesadaran, mengamat-amati pikiran, keinginan kita, kemudian memanggil pengertian untuk memberikan pertimbangan dan keputusan, itulah cara untuk mengakhiri penderitaan. Setidak-tidaknya mengurangi penderitaan dan persoalan dalam kehidupan ini. 
[ Diambil dan disaring dari Artikel Buddhist-Facebook ]

No comments:

Post a Comment